KH H Maimun Zubair, kadang
ditulis menggunakan ejaan lama Maimoen Zoebair, (lahir
di Rembang, 28 oktober 1928 – meninggal di Mekkah, 6
Agustus 2019 pada umur 90 tahun), atau akrab dipanggil Mbah Moen, adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Ia
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang,Rembang dan menjabat
sebagai Ketua Majelis Syariah PPP hingga ia wafat. Ia pernah menjadi
anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Setelah berakhirnya masa tugas,
ia mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya. Tapi rupanya tenaga dan
pikiran ia masih dibutuhkan oleh negara sehingga ia diangkat menjadi
anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode.
Putra Kyai
KH Maimun Zubair mendapat bekal pendidikan agama dari ayahnya yang
juga seorang Kyai yakni Kyai Zubair.
Mbah Moen dilahirkan di Karang Mangu Sarang hari Kamis Legi bulan
Sya'ban tahun 1347 H atau 1348H atau 28 Oktober 1928.
Ayah Mbah Moen, Kyai Zubair, adalah murid pilihan dari Syaikh
Sa’id Al-Yamani serta Syaikh Hasan Al-Yamani Al- Makky.
Dua ulama yang kesohor pada saat itu.
Seorang Kyai yang tersohor karena kesederhanaan dan sifatnya yang
merakyat.
Ibundanya adalah putri dari Kyai Ahmad bin Syu’aib, ulama yang
kharismatis yang teguh memegang pendirian.
Pada umur 25 tahun, beliau menikah dan selanjutnya menjadi kepala
pasar Sarang selama 10 tahun.
Riwayat Pendidikan KH. Maimun Zubair
Setelah mengaji dan mendalami ilmu agama dari Ayahnya, kemudian KH
Maimun Zubair meneruskan mondoknya di Lirboyo Kediri di bawah asuhan KH Mahrus
Ali dan KH Marzuki Dahlan.
Tidak hanya di Indonesia, KH. Maimun Zubair kemudian melanjutkan
kelana ilmunya di Makkah Mukarromah pada usia 21 tahun.
Ketika melakukan perjalanan ke Mekkah ini, Mbah Moen ditemani oleh
kakeknya sendiri yaitu KH. Ahmad bin Syuaib.
Di Mekkah, KH. Maimun Zubair banyak mengaji kepada ulama-ulama
besar seperti Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan
al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul
Qodir al-Mandaly dan ulama-ulama lainnya.
Meski sedang mencari ilmu di Mekkah, namun Mbah Moen menyempatkan
untuk menuntut ilmu kepada Ulama Jawa yang berada di Mekkah seperti Kiai
Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab
Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon),
Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban) dan beberapa Ulama lainnya.
Dalam catatan sejarah hidupnya, KH Maimun Zubair tidak hanya
mengabdikan diri pada agama saja.
Namun beliau juga adalah seorang yang sangat aktif di berbagai
bidang sebagai pengabdian beliau kepada negara.
KH Maimun Zubair pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7
tahun.
Selain itu Mbah Moen juga pernah menjadi anggota MPR RI yang
mewakili daerah Jawa Tengah selama 3 periode.
Kini, beliau masih aktif sebagai Ketua Dewan Syuro Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), hingga wafat di Mekkah.
Wafat Di Mekkah
Baca juga: KH.
Maimoen Zubair wafat
Tokoh Nahdlatul Ulama dan Kiai karismatik KH Maimun Zubair atau
akrab disapa Mbah Moen wafat di Mekkah, saat melakukan rangkaian ibadah haji
pada Selasa (6/8/2019).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar